Praktikum Bahan Bangunan Laut 3
Pada praktikum
ke 3 kali ini tepatnya pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 kami melakukan kegiatan membuat beton dari hasil rancangan mix design yang
telah kami olah data pada praktikum sebelumnya. Semua data
yang tersedia pada praktikum sebelumnya akan sangat berguna dalam pembuatan
beton kali ini. Kategori jenis struktur yang kelompok saya buat yaitu K-225
(berbeda dengan kategori struktur pada kelompok lainnya).
Berikut
hasil rancangan concrete mix design :
Tabel 1. Tabel Komposisi Unsur yang
Dibutuhkan
|
|||
Komposisi Unsur Campuran Beton (kapasitas mesin
Molen =0.03 m3) (K-225)
|
|||
1
|
Semen
|
13,649 kg
|
|
2
|
Air
|
9,590 kg
|
|
3
|
Agregat
Kasar Kondisi Lapangan
|
36,205 kg
|
|
4
|
Agregat
halus Kondisi Lapangan
|
35,165 kg
|
|
Alat dan Bahan
- Agregat
kasar, agregat halus, air, dan semen sesuai rancangan concrete mix design
- Mesin
pengaduk (molen)
- Alat
uji slump (cetakan kerucut)
- Tongkat
besi
- Penggaris
- Vibrator
- Bekisting
Pembuatan Beton
- Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti menyaring agregat halus dan kasar agar siap digunakan.
- Menimbang
bahan-bahan yang diperlukan. Besarnya bahan disesuaikan dengan jumlah yang
telah dihitung pada mix design.
- Oleskan oli pada dindin bekisting yang akan digunakan untuk mencetak beton. Tujuannya agar beton mudah untuk dikeluarkan setelah tercetak dengan baik.
- Setelah selesai,
bahan bahan tersebut akan diaduk dengan mesin molen. bahan yang dimasukkan
pertama adalah agregat kasar, agregat halus, dan semen. setelah diaduk
beberapa lama, masukkan air dan aduk hingga rata.
- Setelah campuran
beton segar rata lakukan uji slump untuk menentukan apakah betton tersebut
sesuai dengan standar atau tidak. Dengan cara mengukur tinggi slump yang
terbentuk.
- Jika sesuai
standar beton segar dimasukkan kedalam bekisting sambil padatkan dengan
cara digetarkan dengan vibrator.
- Setelah satu hari, beton dilepaskan dari bekisting dan dimasukkan kedalam bak perawatan.
Proses Curing / Perawatan Beton
Setelah didiamkan selama 1 hari, bekisting dilepaskan dari beton yang sudah
mengeras. Selanjutnya, beton diletakkan di dalam bak curing dan direndam dalam
air. Beton ini akan terus direndam hingga proses capping akan
dilakukan. Curing diperlukan untuk mengurangi cracking akibat hidrasi.
Proses Capping
Sebelum dilakukan uji tekan beton, kita harus melakukan proses capping pada
beton. Hal ini diperlukan agar distribusi beban aksial merata ke seluruh bidang
tekan silinder saat dilakukan pengujian. Capping beton
dilakukan 1 hari sebelum uji kuat tekan beton dengan bahan belerang.
0 komentar: