SEMEN PORTLAND
Mungkin bagi
para pembaca, sudah tak asing lagi mendengar kata semen. Semen yang selalu
digunakan dan menjadi bahan utama dalam proses pembangunan telah cukup populer
di kalangan masyarakat. Berbagai perusahaan pun turut berlomba-lomba
mengeluarkan jenis semen terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun
pernahkah kalian mendengar semen port land? Salah satu jenis semen hidraulik
yang biasa digunakan pada bangunan-bangunan yang rawan terkena air. Tentunya,
kaitannya dengan bidang teknik kelautan saya akan menjelaskan semen portland
yang biasa digunakan pada pembangunan bangunan laut.
1.
Pengertian
Semen portland
adalah salah satu jenis semen hidrolik yang paling banyak digunakan untuk
pekerjaan konstruksi beton, sedang yang dimaksud dengan semen hidrolik adalah
semen yang akan mengeras jika bereaksi dengan air dan mempunyai kemampuan
mengikat. Bahan utama ( raw materials ) penyusun semen portland adalah kapur
(CaO), silika (SiO2) serta oksida besi dan aluminium (Fe2O3 dan Al2O3). Semen portland adalah jenis semen paling umum
yang digunakan di seluruh dunia. Biasa digunakan sebagai bahan dasar beton,
mortar, plester, dan adukan non-spesialisasi.Salah Satu Penampakan Semen Portland |
2.
Sejarah Semen Portland
Sebelum
memasuki cara pembuatan, beserta rincian lainnya ternyata semen portland ini
sendiri memiliki kisah menarik untuk diketahui. Kata semen sendiri berasal dari
caementum (bahasa Latin),yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian
kecil tak beraturan". Dahulu semen merupakan
hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman
kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli,dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu
dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen madein
Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,sekitar abad
pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang
dari sejarah.
Kemudian pada
abad ke-18 (atau sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton insinyur asal
Inggris,menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat
adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun
menarasuar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Tetapi, bukan Smeaton
yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Joseph Aspdin,
juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak patenramuan, yang kemudian
dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warnahasil akhir olahannya
mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris.
Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak terdapat di toko-toko
bangunan.
3.
Proses Pembuatan Semen Portland
Proses pembuatan semen terdiri
dari lima tahap secara berurutan yaitu
1. Proses
Penyiapan Bahan Baku
2. Proses
Pengolahan Bahan
3. Proses
Pembakaran & Pendinginan
4. Proses
Penggilingan Akhir
5. Proses
Pengemasan
Siklus Pembuatan Semen Portland |
4.
Bahan Baku
Menurut standar eropa
EN 197-1 mendefinisikan “Klinker semen Portland adalah material hidrolik yang
terdiri dari paling sedikit dua pertiga massa kalsium silikat, (3 CaO·SiO2, dan 2 CaO·SiO2),
sisanya terdiri dari fasa klinker mengandung-aluminium dan besi serta senyawa
lain. Rasio CaO terhadap SiO2
tidak boleh kurang dari 2.0. Kandungan magnesium oksida (MgO
tidak boleh melebihi 5,0% massa.”
Sedangkan
menurut standar negara kita yaitu menggunakan standar ASTM C150 mendefinisikan
semen Portland sebagai semen hidrolik (semen yang tidak hanya mengeras dengan
bereaksi dengan air tetapi juga membentuk produk tahan air) yang dihasilkan
oleh klinker penghancur yang pada dasarnya terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, biasanya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
penambahan antar tanah. Seperti rincan komposisi sebagai berikut.
Bahan baku pembuatan semen yaitu:
1. Batu Kapur Susunan batu-batuan yang mengandung 50 % CaCO3.
Lebih sering disebut Lime Stone.
2. Tanah Liat (Clay) Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O
(kaolinite).
Bahan tambahan pembuatan semen:
1. Pasir besi (Fe2O3) atau Copper Slag (Fe.SiO3, Ca2Fe, CuO)
2. Pasir silika (SiO2) 3. Limestone High Grade (CaCO3).
5.
Jenis Semen Portland
Ada beberapa jenis semen berdasarkan komposisinya (ASTM
C-150):
·
Tipe I (semen biasa/normal)
Kandungan C3S 45-55%
Kandungan C3A 8-12%
Kehalusan -> 350 -400 m2/kg
·
Tipe II (semen panas sedang):
Kandungan C3S 45-55%
Kandungan C3A 5-7%
Kehalusan -> 300 m2/kg
§
Ketahanan terhadap sulfat cukup baik
§
Panas hidrasi tidak tinggi
·
Tipe III (semen cepat mengeras):
Kandungan C3S > 55%
Kandungan C3A > 12%
Kehalusan -> 500 m2/kg
§
Laju pengerasan awal tinggi
§
Untuk rasio air semen yang sama, penggunaan
semen tipe III akan menghasilkan kuat tekan 28 hari yang lebih rendah dengan
penggunaan semen tipe 1
§
Tidak baik untuk beton mutu tinggi
·
Tipe IV (semen panas rendah):
Kandungan
C3S maks 35%
Kandungan
C3A maks 7%
Kandungan
C2S 40-50%
Kehalusan
butir lebih kasar dari tipe I
Digunakan
bila menginginkan panas hidrasi yang rendah
·
Tipe V (semen tahan sulfat):
Kandungan
C3S 45-55%
Kandungan
C3A < 5%
Kehalusan
-> 300 m2/kg
Panas
hidrasi rendah
Ketahanan
terhadap sulfat tinggi
Laju
pengerasan rendah
6. Referensifile:///C:/Users/A456UR%20WIN10/Documents/02%20Material%20Beton%201.pdf (file ppt)
Google images. https://www.google.co.id/imghp?hl=jv&tab=wi. Diakses tanggal 9 November 2017
0 komentar: